Makalah Ekologi Perairan
PENCEMARAN LINGKUNGAN
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : ROMI ANDRIAN
NIM : 09C10432053
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH ACEH BARAT
2010
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , yang telah melinpahkan rahmat
dan anugerah-Nya sehingga makalah tentang PENCEMARAN
LINKUNGAN air ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah di
sepakati.
Selanjutnya selawat beserta salam tidak lupa
kita sanjungkan kepangkuan alam, yaitu Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabat
beliau, baik ulama mutakadimin maupun ulama mutaakhirin yang telah memberikan
petunjuk, dan telah membawa kita dari alam kebodohan kealam yang berilmu
pengetahuan.
Ucapan
terimakasih saya kepada dosen mata kuliah PENCEMARAN
LINKUNGAN yang telah memberikan makalah ini, dengan demikian saya telah
mengenal apa itu PENCEMARAN LINKUNGAN
,dan dengan adanya rasa kepuasan laporan
ini dapat saya selesaikan.
Akhir kata tidak ada gading yang tak retak begitu juga dengan laporan ini yang masih jauh dari kesempurnaan. oleh karna itu apa bila ada kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat di harapkan guna untuk ilmu di masa yang akan datang.
semoga rahmat dan hidayahnya di limpahkan kepada kita semua.
amin......
Akhir kata tidak ada gading yang tak retak begitu juga dengan laporan ini yang masih jauh dari kesempurnaan. oleh karna itu apa bila ada kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat di harapkan guna untuk ilmu di masa yang akan datang.
semoga rahmat dan hidayahnya di limpahkan kepada kita semua.
amin......
Meulaboh
22 oktober 2010
penyusun
ROMI ANDRIAN
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2
Pengertian Lingkungan.......................................................................... 2
1.3 Faktor
factor Penyebab Perubahan Lingkungan.................................... 3
BAB II: TINJAUAN
PUSTAKA........................................................................... 4
2.1
Pencemaran Udara............................................................................................... 4
2.2
Pencemaran Air.................................................................................................... 5
2.3
Pencemaran Tanah............................................................................................... 5
BAB III: HASIL DAN
PEMBAHASAN............................................................... 6
3.1 Parameter
Pencemaran Lingkungan....................................................... 6
3.2 Dampak
pencemaran Lingkungan......................................................... 6
BAB IV: PENUTUP................................................................................................ 7
4.1
Kesimpulan............................................................................................ 8
4.2
Saran...................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 9
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
1 : Pabrik.................................................................................................... 12
Gambar
2 : Limbah Organik di sungai..................................................................... 13
Gambar
3 : Penumpukan Sampah............................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2
Pengertian lingkungan.dan
pencemaran
Lingkungan adalah kombinasi
antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan
fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang
meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan
fisik tersebut..
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan komponen biotik. Komponen abiotik
adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban,
cahaya, bunyi, dsb. Sedangkan komponen biotik adalah segala
sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme. Ilmu
yang mempelajari lingkungan adalah Ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu
lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi. Berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau proses alami, sehingga mutu kualitas lingkungan turun
sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Masuknya bahan pencemar atau polutan kedalam lingkungan
tertentuyang keberadaannya mengganggu kestabilan lingkungan.
1.3
Faktor factor Penyebab PerubahanLingkungan.
·
Faktor Alam
.
Faktor yang dapat menimbulkan kerusakan antara lain gunung meletus,
gempa
bumi,angin
topan, kemarau panjang, banjir, dan
kebakaran hutan.
·
Faktor Manusia.
manusia yang menyebabkan perubahan
lingkungan misalnya, membuang
limbah (limbah
rumah tangga, industri, pertanian, dsb )
secara sembarangan, menebang hutan sembarangan, dsb.
Suatu
zat dapat disebut polutan apabila:
1.
Jumlahnya melebihi jumlah normal.
- Berada pada waktu yang tidak tepat.
- Berada di tempat yang tidak tepat.
Sifat
polutan adalah :
- Merusak untuk sementara, tetapi
bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
- Merusak dalam waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila
konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu
yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam
tubuh sampai tingkat yang merusak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pencemaran Udara
·
CO2 - Karbon dioksida berasal dari pabrik, mesin-mesin yang
menggunakan bahan bakar fosil ( batubara, minyak bumi ), juga dari mobil,
kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO2 di udara jika
tidak segera diubah menjadi oksigen akan mengakibatkan efek rumah kaca.
·
CO (Karbon Monoksida) - Proses pembakaran dimesin yang tidak
sempurna, akan menghasilkan gas CO. Jika mesin mobil dihidupkan di dalam garasi
tertutup, orang yang ada digarasi dapat meninggal akibat menghirup gas CO.
Menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga
berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot dapat masuk ke dalam mobil, sehingga
bisa menyebabkan kematian.
·
CFC (Khloro Fluoro Karbon) - Gas CFC digunakan sebagai gas
pengembang karena tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak
digunakan untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (Freon), pendingin
pada lemari es, dan hairspray. CFC akan menyebabkan lubang ozon di atmosfer.
·
SO dan SO2 - Gas belerang oksida (SO,SO2) di udara
dihasilkan oleh pembakaran fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat
bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan
menjadi asam, yang disebut hujan asam. Hujan asam mengakibatkan tumbuhan
dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian merosot, besi dan logam mudah
berkarat, bangunan-bangunan kuno, seperti candi menjadi cepat aus dan rusak,
demikian pula bangunan gedung dan jembatan.
·
Asap Rokok - Asap rokok bisa menyebabkan batuk kronis, kanker
paru-paru, mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan
lainnya. Perokok dibedakan menjadi dua yaitu perokok aktif (mereka yang
merokok) dan perokok pasif (orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok).
Perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran
udara, antara lain :
·
Terganggunya kesehatan manusia, misalnya batuk, bronkhitis,
emfisema, dan penyakit pernapasan lainnya.
·
Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan
memudarnya warna cat.
·
Terganggunya pertumbuhan tanaman, misalnya menguningnya daun
atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi gas SO2 yang tinggi di udara.
·
Adanya peristiwa efek rumah kaca yang dapat menaikkan suhu
udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di
kutub.
·
Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida
nitrogen.
2.2
Pencemaran
Air
a)
Limbah Pertanian.
Limbah pertanian dapat mengandung
polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota
sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang
yang memakannya akan mati. Untuk mencegahnya, upayakan memilih insektisida yang
berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradable
(dapat terurai secara biologi) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan.
Jangan membuang sisa obat ke sungai. Pupuk organik yang larut dalam air dapat
menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi), karena air kaya nutrisi, ganggang dan
tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal ini akan mengganggu ekosistem air,
mematikan ikan dan organisme dalam air, karena oksigen dan sinar matahari yang
diperlukan organisme dalam air terhalang dan tidak dapat masuk ke dalam air,
sehingga kadar oksigen dan sinar matahari berkurang.
b) Limbah
Rumah Tangga
Limbah rumah tangga berupa berbagai bahan organik (misal
sisa sayur, ikan,nasi, minyak, lemak, air buangan manusia), atau bahan
anorganik misalnya plastik,aluminium, dan botol yang hanyut terbawa arus air.
Sampah yang tertimbunmenyumbat saluran air dan mengakibatkan banjir. Pencemar
lain bisa berupapencemar biologi seperti bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yanglarut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan,
akibatnya kadaroksigen dalam air turun drastis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran organic meningkat, akan
ditemukan cacing Tubifex berwarna kemerahanbergerombol. Cacing ini merupakan
petunjuk biologis (bioindikator) parahnyalimbah organik dari limbah pemukiman.
c) Limbah
Industri
Limbah industri berupa polutan organik yang berbau busuk,
polutan anorganik yang berbuih dan berwarna, polutan yang mengandung asam
belerang berbau busuk, danpolutan berupa cairan panas. Kebocoran tanker minyak
dapat menyebabkan minyak menggenangi lautan sampai jarak ratusan kilometer.
Tumpahan minyak mengancam kehidupan ikan, terumbu karang, burung laut, dan
organisme laut lainnya untuk mengatasinya, genangan minyak dibatasi dengan pipa
mengapung agar tidak tersebar, kemudian ditaburi dengan zat yang dapat
menguraikan minyak.
d) Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Sebagian penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba
(racun dari tumbuhan), potas (racun
kimia), atau aliran listrk untuk menangkap ikan. Akibatnya, yang mati tidak
hanya ikan tangkapan melainkan juga biota air lainnya. Akibat yang ditimbulkan
oleh pencemaran air antara lain :
·
Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya
kandungan oksigen.
·
Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air
(eutrofikasi).
·
Pendangkalan dasar perairan.
·
Punahnya biota air, misal ikan, yuyu, udang, dan serangga
air.
·
Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
·
Menjalarnya wabah penyakit (muntaber).
2.3 Pencemaran Tanah
Sampah organik dan anorganik yang berasal dari limbah rumah
tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, peternakan, dan sebagainya.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah antara lain :
·
Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme
dalam tanah).
·
Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga
tidak baik untuk pertumbuhan tanaman, dan
·
Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi
a)
Berdasarkan Macam Bahan Pencemar
Menurut macam bahan pencemarnya, pencemaran dibedakan
menjadi berikut ini :
1.
Pencemaran kimia : CO2, logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr,
Ni), bahan radioaktif, pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.
2.
Pencemaran biologi : mikroorganisme seperti Escherichia
coli, Entamoeba coli, Salmonella thyposa.
3.
Pencemaran fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik,
karet.
4.
Pencemaran suara : kebisingan ( menyebabkan sulit tidur,
tuli, gangguan kejiwaan, penyakit jantung, gangguan janin dalam kandungan, dan
stress).
b) Berdasarkan Tingkat Pencemaran
Menurut tingkat pencemarannya, pencemaran dibedakan menjadi
sebagai berikut:
1.
Pencemaran ringan, yaitu pencemaran yang dimulai menimbulkan
gangguan ekosistem lain. Contohnya pencemaran gas kendaraan bermotor.
2.
Pencemaran kronis, yaitu pencemaran yang mengakibatkan
penyakit kronis. Contohnya pencemaran Minamata di Jepang.
3.
Pencemaran akut, yaitu pencemaran yang dapat mematikan
seketika. Contohnya pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang di
dalam mobil tertutup, dan pencemaran radioaktif.
BAB III
HASILDAN PEMBAHASAN
3.1
Parameter Pencemaran Lingkungan
Untuk
mengukur tingkat pencemaran disuatu tempat digunakan parameter pencemaran.
Parameter pencemaran digunakan sebagai indikator (petunjuk) terjadinya
pencemaran dan tingkat pencemaran yang telah terjadi.
Paramater
Pencemaran, meliputi :
·
Parameter Fisik
Meliputi pengukuran tentang warna, rasa, bau, suhu,
kekeruhan, dan radioaktivitas
·
Parameter Kimia
Digunakan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar
logam, dan logam berat.
a)
Pengukuran pH air
Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki
rentangan pH 6,5 – 8,5. Karena pencemaran, pH air dapat menjadi lebih rendah
dari 6,5 atau lebih tinggi dari 8,5. Bahan-bahan organik organik biasanya
menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam. Kapur menyebabkan kondisi air
menjadi lebih alkali (basa). Jadi, perubahan pH air tergantung kepada bahan
pencemarnya.
b)
Pengukuran Kadar CO2
Gas CO2 juga dapat larut ke dalam air. Kadar CO2 terlarut
sangat dipengaruhi oleh suhu, pH, dan banyaknya organisme yang hidup dalam air.
Semakin banyak organisme di dalam air, semakin tinggi kadar karbon dioksida
terlarut (kecuali jika di dalam air terdapat tumbuhan air yang
berfotosintesis). Kadar gas CO dapat diukur dengan cara titrimetri.
c)
Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut
Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami berkisar 5 – 7
ppm (part per million atau satu per sejuta; 1 ml oksigen yang larut dalam 1
liter air dikatakan memiliki kadar oksigen 1 ppm). Penurunan kadar oksigen
terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :
1.
Proses oksidasi (pembokaran) bahan-bahan organik.
2.
Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan bakteri anaerob
dari dasar perairan.
3.
Proses pernapasan organisme yang hidup di dalam air,
terutama pada malam hari. Parameter kimia yang dilakukan
melalui kegiatan pernapasan jasad renik dikenal sebagai parameter biokimia,
contohnya adalah pengukuran BOD atau KOB
d)
Pengukuran BOD
Bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat, protein)
dapat diuraikan oleh bakteri air. Bakteri memerlukan oksigen untuk
mengoksidasikan zat-zat organik tersebut, akibatnya kadar oksigen terlarut di
air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar organik yang ada diperairan,
semakin banyak oksigen yang digunakan, sehingga mengakibatkan semakin kecil
kadar oksigen terlarut.
Banyaknya oksigen terlarut yang diperlukan bakteri untuk
mengoksidasi bahan organik disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis (KOB /
COD) atau Biological Oksigen Demand, yang biasa disingkat BOD.
Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih antara
oksigen terlarut awal dan oksigen terlarut setelah air sampel disimpan selama 5
hari pada suhu 200C. Karenanya BOD ditulis secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja.
·
Parameter Biologi
Di alam terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme
yang peka dan ada pula yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu.
Organisme yang tahan akan tetap hidup. Siput air dan Planaria merupakan contoh
hewan yang peka pencemaran. Sungai yang mengandung siput air dan planaria
menunjukkan sungai tersebut belum mangalami pencemaran. Sebaliknya cacing
Tubifex (cacing merah) merupakan cacing yang tahan hidup dan bahkan berkembang
baik di lingkungan yang kaya bahan organik, meskipun species hewan yang lain
telah mati. Ini berarti keberadaan cacing tersebut dapat dijadikan
indikator adanya pencemaran zat organik. Organisme yang dapat dijadikan
petunjuk pencemaran dikenal sebagai indikator biologis.
3.2 Dampak Pencemaran Lingkungan
a.
Punahnya Species
Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis
hewan mengalami keracunan, kemudian mati. Berbagai species hewan memiliki
kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda,
larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat
beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar, ada pula yang tidak.
Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada
batasnya. Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan mati.
b.
Peledakan Hama
Penggunaan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena
predator punah, maka . serangga hama akan berkembang tanpa kendali.
Penyemprotan dengan insektisida juga dapat mengakibatkan beberapa species
serangga menjadi kebal (resisten). Untuk memberantasnya, diperlukan dosis yang
lebih tinggi dari biasanya. Akibatnya, pencemaran akan semakin meningkat.
c.
Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya species tertentu dapat mengubah pola interaksi di
dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi
berubah. Akibatnya, keseimbangan lingkungan terganggu. Daur materi dan daur
biokimia terganggu.
d.
Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah. Hal ini
menyebabkan kesuburan tanah menurun. Penggunaan pupuk terus-menerus dapat
mengakibatkan tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan
tanah. Untuk mengatasinya,
Hendaknya dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau
dengan kompos, sistem penanaman berselang-seling (tumpang sari), serta rotasi
tanaman. Rotasi tanaman artinya menanam tanaman yang berbeda secara bergantian
di lahan yang sama.
e.
Keracunan dan Penyakit
Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan
tercemar dapat mengalami keracunan. Akibat keracunan, orang dapat mengalami
kerusakan hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan saraf, menyebabkan
cacat pada keturunannya bahkan meninggal dunia.
f.
Pemekatan Hayati
Bahan pencemar memasuki lingkungan melewati rantai makanan
dan jaring-jaring makanan. Bahan beracun yang dibuang ke perairan dapat meresap
ke dalam tubuh alga. Selanjutnya, alga tersebut tersebut dimakan oleh udang
kecil Udang kecil dimakan oleh ikan . Jika ikan ini ditangkap manusia kemudian
dimakan, bahan pencemar akan masuk ke dalam tubuh manusia.
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh
makhluk hidup dikenal sebagai pemekatan hayati (dalam bahasa inggris dikenal
sebagai biomagnification).
g.
Terbentuk Lubang Ozon
Terbentuknya lubang ozon merupakan salah satu permasalahan
global. Hal ini disebabkan bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak
di tempat lain. Gas CFC, misalnya dari Freon dan spray, yang membumbung tinggi
dapat mencapai stratosfer. Di stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3).
Lapisan ozon ini merupakan pelindung (tameng) bumi dari cahaya ultraviolet.
Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon,
sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang”.
h.
Efek Rumah Kaca
Permasalahan global lainnya ialah efek rumah kaca. Gas CO2
yang dihasilkan dari proses pembakaran meningkatkan kadar CO2 di atmosfer.
Akibatnya, bumi diselimuti gas dan debu-debu pencemar. Kandungan gas CO2
semakin tinggi karena banyak hutan ditebang, sehingga tidak dapat menyerap CO2.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pencemaran dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu: pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran tanah.
2. Pencemaran lingkungan
dapat mengganggu kesehatan manusia.
3. Pencemaran lingkungan
dapat dicegah dengan cara menjaga keseimbangan lingkungan itu sendiri.
4. Lingkungan yang bersih
membuat manusia tetap sehat dan terhindar penyakit, dan sebaliknya, lingkungan
yang tercemar dapat mengganggu kesehatan manusia.
4.2 Saran
Agar Pencemaran Terjaga maka kita harus:
·
Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah
perumahan atau pemukiman penduduk.
·
Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari
lingkungan atau ekosistem.
·
Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat
kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
·
Memperluas gerakan penghijauan.
·
Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.
·
Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti
lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.
·
Membuang sampah pada tempatnya.
·
Penggunaan lahan yang ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Sringatin Baseri, 2007, BIOLOGI, I A KTSP, Penerbit MAPAN, Surabaya
Sudjadi, Bagod, dan kawan-kawan, 2004, BIOLOGI SAINS DALAM KEHIDUPAN KELAS I SMA SEMESTER KEDUA, Penerbit Yudhistira Surabaya
Syamsuri, Istamar dan kawan-kawan 2004, BIOLOGI UNTUK SMA KELAS X SEMESTER 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Drs. Saktiyono, M.si, 2008, SERIBU PENA BIOLOGI JILID 1, Penerbit Erlangga, Jakarta